Santri sekarang mulai
terombang-ambing keteguhan hatinya. Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan
yang mapan dapat dicari dengan harta yang melimpah –melalui ijazah, titel, Dll.
Padahal kenyataan adalah sebaliknya. Itu hanyalah propaganda pihak-pihak tertentu
untuk memojokkan sebuah pesantren yang mayoritas peserta didiknya hanyalah
orang-orang yang ikhlas menuntut ilmu saja. Tanpa adanya bukti tertulis
sebagaimana ijazah.
Kita sebagai santri sudah selayaknya
tahu dan memehami bahwa rizki itu sudah ada yang mengaturnya, dan masalah kaya
atau pun miskin itu adalah takdir kita. Tak perlu takut terhadap masa depan. Kita
harus yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan begitu saja umat-Nya yang
taat, Allah pasti akan menolongnya. Tinggal
kita mau bersabar dan berikhtiar.
Sebagai mana contoh, lubang yang berada di
jalan pun bisa menghasilkan rizki. Lihat saja
setiap ada kendaraan yang mau melewati lubang tersebut pasti akan
berjalan pelan. Dan tidak jarang bagi para pengemudi memberikan uang pada
penunggu jalan berlubang tersebut. Masih banyak lagi contoh-contohnya ketika
Allah menurunkan rizki disebabkan suatu yang sepele dan remeh. Berpegang teguhlah pada
ØØ±Ùƒ يدك أنزل عليك الرزق
gerakkan tangan mu maka kau akan di beri rizki.
Sebagai contohnya lagi, ada seekor serangga
yang tidak bisa terbang dan berjalan lambat tapi dia mendapat rizki dari hewan
yang bisa terbang seperti nyamuk, lalat dan serangga kecil lainya.
Jangan ragu, seorang santri
harusnya teguh dan memiliki Quwwatul I’tiqod dan Husnul I’tiqod pada
seorang kyai, yakinlah segala yang kita lakukan di pondok ini akan membawa
keberkahan tersendiri di rumah kelak, dengan catatan dilandasi dengan rasa
ikhlas dan sabar. Jangan malah ikut-ikutan ke sana ke mari
memburu ijazah, titel atau apalah, dengan alasan ingin kaya, mudah mendapatkan
pekerjaan pangkat dsb.
Cukup. Kita fokus mencari ilmu
dan ilmu. Ilmu adalah hal yang lebih utama, dengan ilmu kita bisa mendapatkan
apa yang kita inginkan. Dan itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan
ilmulah nabi Adam lebih mulia dari pada malaikat.
Ilmu adalah perkara yang mulia, tentu saja
tidaklah mudah cara memperolehnya, kalau kita saja mau mendapatkan harta harus
bersusah payah, banting tulang peras keringat, apa lagi dengan mencari ilmu? Ya....
tentunya lebih keras lagi. Di antaranya
kita harus tahu bagaimana cara mendapatkan ilmu yang baik dan benar agar ilmu
tersebut bisa bermanfaat di dunia dan akhirat.
1.
Ilmu
itu kebanyakan dapat di peroleh ketika kita masih belum banyak fikiran. Dan itu
adalah masa kecil. Mengapa demikian? karena masa kecil adalah masa yang efektif
mencari ilmu. Otak kita belum banyak isinya. Seumpama komputer masih baru, belum banyak isinya, dan virusnya
belum banyak jadi ilmu yang masik semakin banyak dan cepat. Beda kalau sudah
tua, Biasanya kalau sudah tua itu sudah banyak fikiran yang macam-macam. Jadi
tidak bisa fokus dan akhirnya masuknya ilmu agak lambat.
2.
kita
harus merendahkan diri di hadapan ilmu karena ilmu ibarat air, dan air itu
mengalir ke tempat yang bawah. Makanya semakin kita tawadluk terhadap ilmu,
maka semakin banyak ilmu yang kita dapat. Santri itu disarankan ketika mondok
itu harus khidmah. Tapi perlu diingat bahwasanya khidmah itu beragam adanya, di
antaranya:
a)
Taat pada
peraturan, karena dengan taat pada peraturan secara tidak langsung kita
mengerjakan perintah para masyayikh dan sebagai arus ridlonya guru kepada
murid.
b)
Belajar
yang giat (Usaha + Belajar) karena dengan kesungguhan dan kegiatan kita dalam
belajar akan membentuk karakter yang kuat. Walaupun pada masa ini belum
berhasil, tapi lama kelamaan insya Allah akan berhasil, karena Allah itu maha
tahu kapan orang itu mendapatkan rizki yang baik. Dan ilmu adalah rizki.
By:soekewenk

Tidak ada komentar